Profile Cendikia Mandiri

Pendidikan mahal, kemiskinan, lapangan kerja yang kurang memadai menjadi unsur utama terhambatnya sebagian masyarakat untuk sekedar duduk dan mengenyam roti bernama pendidikan. Tidak adanya jaminan pekerjaan setelah mereka lulus sekolah, makin menambah ketidakpercayaan masyarakat terhadap pendidikan.
Berangkat dari hal tersebut, maka Cendikia Mandiri berdiri, berpikir aktif dalam praksis pendidikan berbasis kebutuhan dan kepentingan anak didik, dengan tanpa mengesampingkan masalah sosial dalam keluarga yang masih harus mencampuri urusan bermain anak-anaknya dalam aksi penjejalan kerja terhadap mereka.
Anak-anak dalam pengembaraan mereka, untuk mengenyam pendidikan melalui pengamatan bermain dan berkembang dalam lingkungan sosial sesuai dengan usia mereka pun menjadi buram, ketika harus dihadapkan dengan sebuah problematika yang bernama kemiskinan. Hal itu yang akhirnya menjadi titik awal dari sebuah bentuk kemiskinan dalam segala aspek kehidupan.

suasana workshop design

Hilangnya kesempatan untuk mengenyam pendidikan menjadikan mereka terkungkung dalam dunia sempit dan hal itu terutama karena kemiskinan informasi yang seharusnya bisa diberikan dalam proses belajar di dalam dunia pendidikan. Kemiskinan informasi itupun menjadi penyumbang terbesar stagnansi diri dalam masyarakat.
Stagnansi lebih berarti pada kurangnya kepekaan mereka merespon hal baru yang menggejala dalam masyarakat dan mengakibatkan kurangnya kreatifitas mereka dalam menciptakan sesuatu maupun proses pengerjaan sesuatu yang mereka punyai untuk meningkatkan nilai ekonomi dari produk mereka sendiri. Belum merdekanya sebagian masyarakat Indonesia haruslah menjadi perenungan mendalam bagi kita yang sudah merasakan sedikit kemerdekaan dibandingkan mereka.

Dengan dasar inilah PKBM Cendikia Mandiri membentuk sebuah pola yang bisa menaungi keluarga kurang mampu memperoleh pendidikan tepat guna tanpa harus berhenti pada pembatasan finansial dan terbelenggu pada pola lama sistem Guru-Murid yang sering membelenggu kemerdekaan anak didik dalam memperoleh kebutuhannya.
Salam Intelegensia!