Berita

Dolan Dan Sinau Bareng PKBM Cendikia Mandiri, Coffee Trip di Kopi Mukidi

Temanggung merupakan kota kabupaten di Jawa Tengah yang mempunyai permukaan wilayah dataran tinggi berada di ketinggian 500 mdpl sampai 1500 mdpl. Dengan kontur tanah pegunungan yang sejuk menjadikan Temanggung menjadi kota agraris dengan tanaman unggulan tembakau dan kopi.

Kopi Temanggung bisa dikatakan kopi terbaik dengan cita rasa yang khas. Sehingga kopi Temanggung mempunyai karakter dan rasa yang tidak ditemukan di kopi nusantara lainnya. Karena keunggulan pada rasa yang khas tersebut sehingga merk kopi Temanggung dilindungi dengan sertifikat Indikasi Geografis sejak tahun 2016 dengan No IG Arabika ID G 000000030 dan No IG Robusta ID G 000000053.

Seiring dengan tingginya antusias petani kopi di Temanggung, menjadikan Temanggung memiliki banyak kedai kopi dan roastery / tempat pengolahan kopi, salah satunya Adalah Mukidi. Kiprah Mukidi didunia kopi sejak tahun 2001 dengan memulai menanam kopi dilahan seluas 1 hektare tidak hanya bertani saja namun beliau juga pencetus kemandirian petani. Sehingga beliau tidak hanya menjual biji kopi saja, melainkan memikirkan bagaimana biji kopi ini mempunyai nilai tambah dengan mendirikan kedai dan pengolahan kopi dirumahnya.

Hari Minggu ( 5/2/23) PKBM Cendikia Mandiri berkesempatan untuk ngansgu kawruh dengan bapak Mukidi. Siswa paket A, B dan C dengan semangat menyimak penuturan bagaimana Mukidi memulai berbisnis kopi. Mulai dari bagaimana membuat bibit yang baik, menanamnya, memanen chery kopi yang benar dan mengolahnya untuk mendapatkan biji kopi yang berkualitas. Tujuan dari coffee trip ini untuk membuka wawasan siswa tentang komoditas unggulan di Temanggung dan juga sebagai bagian dari kegiatan project profil pelajar pancasila.

Tidak hanya tentang kopi, Mukidi juga mengajarkan bagaimana untuk memanfaatkan lahan dengan baik. Selain menanam kopi, beliau juga menanam Alpokat, Kelor dan juga Panili disekitar rumahnya. Dengan memanfaatkan area lantai 2 yang juga digunakan sebagai kafe, terdapat 20-an sulur pohon panili yang jika panen dapat menghasilkan jutaan rupiah.

Memanfaatkan area kafe dengan ditanam sulur Panili

Sesi 1 yang berlangsung kurang lebih 2 jam ini diikuti oleh kurang lebih 60 siswa ini, berlangsung dengan seru dan santai. Setelah ishoma, dilanjutkan dengan sesi 2 tentang pengolahan pasca panen kopi. Dengan antusias siswa menyimak Pak Mukidi yang juga dipandu oleh salah satu Tutor Nella melihat bagaimana proses roasting / memasak biji kopi agar menjadi kopi yang siap untuk diminum.

Setelah belajar cara roasting kopi dilanjutkan dengan proses seduh kopi. Belajar menyeduh kopi menjadi penting karena sekarang banyak sekali berdiri kafe – kafe yang membutuhkan tenaga seduh kopi atau dikenal dengan Barista. Belajar barista ini bertujuan untuk membuka wawasan siswa pengetahuan dan pemahaman mengenai jenis-jenis serta karakter kopi, keterampilan teknik meracik dan menyeduh kopi mulai cupping, manual brew, espresso based, cappuccino dan latte art.

Coffee Trip yang berlangsung selama hampir 5 jam ini tidak membuat siswa bosan karena suasana rumah Kopi Mukidi yang sejuk dilereng gunung Sumbing, tepatnya di Desa Jambo, Gandurejo, Bulu, Temanggung. Terima kasih kepada Bapak Mukidi yang telah berkenan menerima siswa kesetaraan dan mengajarkan bahwa membuka bisnis tidak harus berada ditempat yang ramai, namun didesa yang jauh dari keramaian yang sejukpun bisa menjadi daya tarik tersendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *